ACANESIA
the true contemplation of something complicated...

Tuhan juga pengecut


Aku pengecut, kamu pengecut, kita juga tak jauh beda, merka sama, apalagi dia.

Aku ingin bercerita sedikit tentang pengecut kawan, kalo mau kita telaah secara bahasa (pura-puranya sok ilmiah) asal kata dari pengecut adalah kecut, ya sebuah aroma yang menyajikan ketidknyamanan pada setiap orang. Kalo secara istilah pengecut itu biasa dipakai dalam bahasa cacian, label penghinaan, dan termasuk kosakata yang kerap dikeluarkan orang ketika melihat sahabatnya tidak berani mengungkapkan perasaan pada wanita yang di cintainya, yah, meskipun karma kita suka “nggombal” pada tuhan, tapi “nggombalin ciptaanNya aja tidak berani.

Aku hanya mencoba untuk mengira-ngira saja teman, takutnya nanti kamu marah kepadaku atas statement ku ini, ya, aku takut kalo kamu marah. Lantas apakah aku termasuk pengecut??. Baiklah aku jawab itu dengan “iya, aku pengecut”, lalu bagaimana dengan dirimu, apakah dirimu bukan pengecut?, apakah orang yang ditakuti itu tidak bisa disebut pengecut kawan?, aku takut kepadamu juga karena kau pengecut kawan, buktinya, setelah aku menulis ini nanti, pasti kamu tidak akan menyerangku balik dengan tulisan. Kamu akan menggunakan alat lain supaya kamu lebih menang dari aku. Dan pada dasarnya dirimu itu juga takut kepadaku. Ya, kita sama-sama penakut ternyata.

Bagaimana dengan mereka. Ah, kau lihat saja mereka juga penakut. Kalau kamu ingin bukti, dating saja ke rumahnya, ruang kerjanya, dapurnya , kamar mandinya, , juga lemarinya. Lima lapis kawan, mereka membentengi dari dunia ini. Mereka berlindung di dalam rumah, di dalam rumah ada ruang kerja, dalam ruang kerja ada dapu, dlam dapur ada kamar mandi, dan dalam kamar mandi ada lemari….tenggoklah mereka sedang berlindung disana. Mereka takut menghadapi dunia, aku tidak berani denganmu, kamu tidak mau hal itu terjadi kepadamu, dan kita??. Oh, alangkah bodohnya kita ini. Kita malah saling menuduhkan satu sama lain.

Masih ada satu lagi kawan, aku lupa membecarakan tentang dia, dia sedang duduk didalam rumah dan menonton kita semua yang melakukan itu, dan tak bias berbuat apa-apa.

Tapi tenang saja kawan, bukan Cuma aku,kamu, kita, mereka dan dia saja yang pengecut. Tapi tuhan ternyata juga pengecut. Kalau tuhan tidak pengecut, lalu kenapa kita harus ditanya “apakah aku tuhanmu?” di dalam kandungan saat kita mau dilahirkan??. Aduh, maaf tuhan, itu biar mereka sendiri yang menjawabnya.

4 comments:

statemen 'duduk dan tidak berbuat apa-apa' dan 'apakah aku tuhanmu' membuktikan bahwa dia memang sempurna, bisa menciptakan manusia yang bisa menentukan takdirnya sendiri... bahkan me'ngecuti' tuhannya sendiri.. haa..

yang penting yang pengecut tuhan-mu, bukan tuhan-ku.. weeek...


hahaha...
si "dia" dalam paragraf no 2 terakhir, bukan subjek yang sama dengan tuhan.....
lihat paragraf terakhir " bukan cuma aku,kamu,kita,merka dan dia, tapi tuhan juga..."

emang iseh percoyo kowe????hahahaha


heebaat..kamu berani berkata begitu pada tuhan.


monggo di follow blog nya mas....hehehhe


Posting Komentar

it's just me

Foto saya
the student of indonesian islamic university......... faculty of law 2009

acan's music

Acan's Facebook