ACANESIA
the true contemplation of something complicated...

Dekonstruksi dan Rekonstruksi Pemilwa Kampus

Labels:



Menjelang pemilwa, syahwat politik kampus kembali menjadi ajang istimewa beberapa lembaga kampus, pesta mahasiswa dalam pemilihan wakil mereka untuk duduk di kepemimpinan kursi dewan perwakilan mahasiswa (DPM) juga telah diramaikan dengan para calon perwakilan mahasiswa, baik yang ditunjuk oleh organisasi tertentu atau ditunjuk oleh sebagian dari mahasiswa secara pribadi, meskipun sebenarnya hal yang kedua ini sangat jarang terealisasikan.

Dalam beberapa pemilihan mahasiswa dikampus kita (baca:Fakultas Hukum UII) yang sempat saya rasakan ketika menjadi mahasiswa memang tidak banyak persaingan dalam perebutan massa. Hal ini dikarenakan tidak adanya lembaga eksternal yang kemudian mewakilkan para perwakilanya dalam pemilwa tersebut. Banyak yang mengatakan bahwa ini dikarenakan sifat apatisme mahasiswa, tapi saya lebih menilai ini sebagai sifat idealis para mahasiswa yang menjabat dalam beberapa lembaga eksternal tersebut.

Sikap idealis para mahasiswa ini kemudian menjadikan mereka tersingkir dari perpolitikan kampus, atau lebih tepatnya menyingkirkan diri dari kegiatan pemilihan yang dianggap oleh sebagian mahasiswa tidak ideal dan penuh dengan kecurangan. Sehingga mereka para idealis tidak mau turut dalam perhelatan pemilwa kampus ini. Ya, idealis dan apatis memang beda tipis.

Dalam hukum pidana islam, ada ayat yang sangat dikenal oleh para mahasiswa yaitu “laa taziru wazirotun wizro ukhro” yang dalam hukum pidana juga dikanal sebagai asas individual responsibility, maka sudah seharusnya dalam pemilwa kali ini setiap mahasiswa harus bertanggung jawab atas pilihanya tersebut, apakah seorang calon yang ia pilih akan benar-benar berjuang untuk kepentingan mahasiswa atau sebuah lembaga yang telah mengusungnya. Dan hal itu harus dibayar dalam durasi waktu untuk satu tahun kedeapn dalam membangun kepentingan mahasiswa memperbaiki system dan sebagai check and balances dari pihak dekanat, karena system student government kita.

Tiga periode kepemimpinan yang dihasilkan dalam pemilwa ini ternyata tidak pernah ada perubahan yang berarti bagi kalangan mahasiswa idealis, apakah sudah saatnya kita harus memberikan perubahan system, anda sekalian para mahasiswa tentu lebih tau. Ada sebuah teori konstruksi yang paling extreme yang mungkin bisa kita lakukan bersama. sebuah teori fluktuatif menyatakan bahwa saat sebuah unsure itu jatuh kedalam ritme paling dasar, maka ia akan kembali ke level yang lebih tinggi. Akan tetapi jika stagnan berada dilevel bawah itu dapat membahayakan karena kita akan tetap dalam siklus bawah.

Oleh karena itu, apakah mungkin dan bisa teori ini kita terapkan dalam pemilwa kali ini dengan mendekonstruksikan pemilwa kampus dengan system golput, agar terjadi sebuah rekonstruksi dalam pemilwa kampus kita tercinta, anda para mahasiswa pastilah lebih tahu. Wallahu a’lam
0 comments:

Posting Komentar

it's just me

Foto saya
the student of indonesian islamic university......... faculty of law 2009

acan's music

Acan's Facebook